Sabtu, 12 Februari 2011

Inilah 8 Merk Ponsel Lokal Terpopuler

Telepon seluler dengan merek lokal mulai unjuk gigi di Tanah Air. Produk mereka mulai menyaingi sejumlah merek terkenal dari luar negeri. Berikut ini ponsel dengan merek lokal yang sedang naik daun.

Skybee 83AT

Music QWERTY Mobile
Navigasi trackball
Dimensi 109 x 60 x 12 mm
Konektivitas jaringan 2G 850/900/1.800/1.900 3G
Chipset MTK6225
Layar QFC LCD 2 inci
Pull mail, browser WAP 2,0/xHTML. HTML (proprietary)
Radio stereo FM
TV analog
Bahasa Inggris, Indonesia, dan Mandarin
Harga mulai Rp 499 ribu

HT G33

Dual on SIM card GSM (900/1.800 MHz)
Keyboard QWERTY
Navigasi trackpad
Layar 2,2 inci ,TFT QVGA, 262K Color
Konektivitas Wi-fi, Bluetooth
Kamera VGA dual camera
Browser Opera Mini, WAP
Fitur Java MIDP 2,0 G sensor, radio FM, music player, video player, stopwatch, ebook reader
Sound recorder
Harga Rp 799 ribu

Nexian NX G501

Dual on GSM 900/1.800 MHz
Layar TFT 262K Color, 2,2 inci 240 x 320 piksel
Konektivitas Bluetooth A2DP, GPRS, Javascript Class 10
Kamera VGA
Browser WAP
Fitur SMS, MMS, e-mail, radio FM, MP3 player, Facebook, Twitter, MSN, Yahoo! Messenger, camera night mode
Harga Rp 599 ribu

K-touch H899

Keyboard QWERTY
Dual band GSM (900/1.800 MHz) & dual on GSM
Dimensi 101 x 60 x 13
Layar TFT 65 ribu, ukuran 2,2 inci 240 x 320 piksel
Lima tombol navigasi, trackpad
Audio MP3, MP3, AAC+, AAC, WMA
Video MP4, 3GP, Avi
Fitur Java MIDP 2.0, Facebook, Twitter, Friendster, Bebo, Google, MySpace, shMessenger (MSN, Yahoo, Gtalk), Personal Themes
Kamera CMOS
Harga mulai Rp 688 ribu

Mito 8200

Dual on GSM (900/1.800 MHz)
Keyboard full QWERTY
Navigasi trackball
Layar TFT LCD 2,4 inci
Audio MP3, video MP4
Browser Opera Mini, WAP
Facebook, Yahoo Messenger, eBuddy, Motion Sensor, Skype, Document Viewer, Mobinity Personal Themes
Kamera Cmos 1,3 megapiksel

Blueberry 8250

Quadband GSM (850/900/1.800/1.900 MHz)
CDMA 800 MHz triple on GSM-GSM-CDMA
Keyboard full QWERTY
Layar 2,4 inci, TFT QVGA (320 x 240 piksel)
Platform Software MTK 6225
Browser WAP, Opera Mini
Kamera VGA
Fitur Facebook, eBuddy, eMSN, BeoFrenz, Twitter, audio recording, CSL Fun Club, Message firewall, Call in Firewall, voice recording, e-book reader, Islamic feature (azan, kiblat, waktu salat)

Imo B199

Dual SIM card
Jaringan dual GSM on, GSM 900/1.800
Browser WAP, GPRS Class 10
Layar 2,0 inci TFT QCIF,176 x 220 piksel
Kamera QCIF
Fitur audio-video player, radio FM, flashlight
Harga Rp 450 ribu


Nexian Journey
Sistem operasi Android
Konektivitas jaringan GPRS Class 12, EDGE Multislot Class 12, UMTS DL/UL 7,2 Mbps, HDSPA
Layar sentuh, 3,2 inci, TFT 262 K, HVGA 480 x 320 piksel
Kamera 5 MP
3,5 mm audio jack, Java, Wi-Fi, video recorder, video player, radio FM, USB cable connection
Harga Rp 2,4 juta

Hacker Indonesia lebih unggul dari pada Malaysia



Aksi penangkapan petugas KKP oleh Malaysia telah memancing reaksi di dunia maya. Di bidang hacking, hacker RI dinilai lebih unggul dibandingkan Malaysia.

Anggota Komisi I DPR RI Roy Suryo menilai jika menyangkut cyber, Indonesia terhitung paling hebat. Bahkan Indonesia terbukti hebat dilihat dari kompetisi hacker yang pernah ada.

“Menurut catatan saya, dulu waktu ada serangan dari hacker Malaysia dalam kasus Ambalat respon mereka kecil. Lucunya ada indikasi serangan balik kepada situs Indonesia sebenarnya fake karena yang menyerang hacker kita sendiri. Hacker Indonesia merasa tidak mendapat respon, akhirnya mereka melakukan spoofing,” katanya di Jakarta, kemarin.

Roy menambahkan ia tidak menemukan banyaknya serangan yang dilakukan oleh hacker Malaysia. Namun serangan dunia maya lebih dilakukan oleh hacker Portugal saat kasus Timor Leste .

Roy menilai hacker Indonesia nasionalis dan siap membela dunia maya jika ada serangan. Ia mensinyalir hacker sering melakukan latihan, terbukti dengan adanya situs pemerintah yang diserang termasuk menyediakan solusinya.

Jika menyangkut nasionalisme, Roy menyatakan percaya bahwa hacker Indonesia pasti akan melakukan pembelaan. Namun ia menyayangkan tidak adanya langkah preventif dari Kementrian Kominfo menyangkut serangan di dunia maya.

Menurut Roy, Kementrian Kominfo hanya fokus menata perundangan dan peraturan. “Misalnya dalam UU ITE dan yang kami bahas di Komisi I DPR saat ini yaitu UU TIPITI (Tindak Pidana Teknologi Informasi) di mana lebih mengatur pada perlindungan masyarakat dan berlaku di ranah Indonesia, bukan untuk antisipasi hacker,” katanya.

Mengenai lemahnya antisipasi yang dilakukan pemerintah juga disesalkan pengamat militer MT Arifin. “Rata-rata lembaga pemerintah Indonesia sangat sulit diminta kesiapannya. Pemerintah belum memiliki kesiapan yang memadai untuk mengatasi isu yang berkembang,” imbuhnya.

Namun ia menilai perang cyber hanyalah hal kecil dan tidak akan menimbulkan masalah-masalah mendasar. “Menurut saya masalah jadi besar karena dulu waktu kasus Ambalat sering kali diangkat untuk menyelamatkan politik dalam negeri. Ini yang harus diperbaiki. Sebenarnya sih Malaysia-Indonesia tidak memiliki banyak masalah,” bebernya.

Ia menambahkan yang diperlukan saat ini adalah sikap dewasa dari para profesional. Jangan sampai dipakai sebagai alat untuk menunjukkan sikap nasionalisme. Seandainya benar terjadi perang di dunia maya, maka cara mengatasinya yaitu dengan kerjasama Indonesia-Malaysia.

“Sekarang apa bisa dipastikan kalau yang menyerang itu orang Malaysia, jangan-jangan bisa jadi itu orang Indonesia sendiri yang menyerang. Hal ini harus di- manage sehingga tidak merusak unsur-unsur dasar dari hubungan antarbangsa,” katanya.

“Kita tidak senang dengan Malaysia, tapi kita harus hormati mereka karena bisa membantu menyediakan lapangan kerja pada kita. Dan ini merupakan kritik bagi pemerintah untuk memperbaiki keadaan,” tambahnya. [inilah]